Blog ini Membahas tentang kreativitas seni seperti kerajinan tangan, ide kreatif, tutorial menggambar dan motivasi untuk untuk menjadi kreatif dan percaya diri. Salam Kreatif !!!

09 May 2016

Cara Memperoleh Jiwa Kreatif

Berbicara tentang kreatif, pasti tak akan pernah habisnya. Kita tahu bahwa kreatif itu tidak hanya dimiliki oleh orang yang memang terlahir dengan bakat kreatif. Tetapi siapa saja pasti bisa memperoleh jiwa kreatif, hanya saja mungkin kita tidak terlalu peduli akan hal tersebut sehingga menghambat diri kita untuk memiliki jiwa kreatif. Padahal jiwa kreatif akan membuat kita bisa berbeda dengan orang lain dan bisa mengembangkan kreativitas yang membuat kita tumbuh dari perpaduan unik antara ciri  kepribadian dan kecerdasan pribadi yang menjadikan kita berbeda dengan orang lain. Untuk mempelajari cara mengembangkan dan meningkatkan kreativitas, terlebih dahulu kita mulai dengan mengembangkan jiwa kreatif.

           Memahami pentingnya jiwa kreatif, oleh karena itu, kali ini saya akan berbagi bagaimana cara memperoleh jiwa kreatif. Saya mengumpulkan cara-cara tersebut yang saya kutip dalam sebuah buku karya Jordan E. ayan (Bengkel kreativitas).

       Apa maksud jiwa kreatif? Kita tahu bahwa kreativitas bukanlah semata-mata suatu fungsi kemampuan intelektual atau ketrampilan khusus. Menurut Jordan ada empat unsur pembentuk jiwa kreatif yang dinamakan dengan istilah C.O.R.E (cari tahu, olah keterbukaan, resiko, energi). Keempat unsur tersebut merupakan inti jiwa kreatif dan sebenarnya keempat unsur tersebut sudah melekat pada diri kita sejak kita lahir. Tanpa sifat tersebut kita pasti akan sulit untuk menjadi kreatif atau menjalani hidup secara kreatif.

           Baiklah, untuk lebih memahami mari kita kupas satu persatu dari CORE
1.      Cari Tahu

           Cari tahu ini biasanya dengan bertanya. Rasa ingin tahu adalah kebutuhan utama jiwa  kreatif. Tanpa adanya rasa ingin tahu, apa yang bisa kita lakukan, kita berikan. Sebagaimana kita tak ingin tahu untuk menjadi orang kreatif. Rasa ingin tahulah yang terus mendorong seseorang untuk menyelidiki atau mempelajari suatu bidang baru atau mencari cara melakukan sesuatu dengan cara yang lebih baik. Rasa ingin tahu mendorong kita untuk berkarya, bereksperimen dan membangun. Karena rasa ingin tahu juga ilmuwan-ilmuwan bisa menghasilkan sebuah penemuan besar.
            
            Coba kita renungkan pada masa kita masih kecil rasa ingin tahu kita pasti sangat kuat apa-apa pasti bertanya bahkan membuat orang marah karena terlalu banyak bertanya. Padahal itu memang wajar namanya aja anak-anak. Namun ketika kita dewasa rasa ingin tahu itu menurun drastis. Itu disebabkan karena sikap pasrah kita, sehingga kita menganggap kita tidak bisa dan mematahkan semangat untuk belajar, dan merasa itu tidak penting dan buang-buang waktu saja. Selain itu rasa takut juga bisa menghalangi kita memanfaatkan situasi dan tempat baru.

           Hilangnya rasa ingin tahu sebagian besar disebabkan oleh rasa malas, tidak ada waktu karena banyak hal lain yang bisa dilakukan sehingga muncullah jawaban “nanti saja”. Akan tetapi dengan menghilangnya rasa ingin tahu, hilang pula sebagian besar kemampuan berkreasi. Bila kita hanya menjalani kehidupan seperti biasanya dan hanya mengikuti alur, maka tidak akan memunculkan ide baru pemupuk jiwa kreatif. Kita tidak bisa mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang baru, mendengarkan konsep-konsep baru, dan juga tidak bisa mendapatkan informasi baru.

2.      Olah keterbukaan : Bersikap fleksibel dan hormat menghadapi hal baru

        Sebagaimana halnya rasa ingin tahu. Keterbukaan adalah vital dalam jiwa kreatif. Dengan bersikap terbuka, kita mampu menerima ide baru dan memadukannya ke dalam otak.

       Orang-orang kreatif bersifat terbuka terhadap gagasan, manusia, tempat, dan hal-hal baru. Kreativitas akan tumbuh dan mekar jika kita membangunnya di atas wawasan orang lain. Jika kita menutup diri, mengabaikan, atau mengolok-olok gagasan orang lain. Kita tidak akan pernah meninggalkan zona kenyamanan untuk menemukan dunia luar yang membentang luas.

           Ironisnya bahwa banyak orang merasa lebih sulit membuka diri daripada menjadi ingin tahu. Mereka mau saja bereksplorasi, namun begitu mendapat masukan ide ide baru yang tidak sejalan, mereka malah menutup diri dan mengkritik, menolaknya dan bukan memadukannya dalam hati dan jiwa. Ide baru tampak seperti mimpi buruk, sulit dimengerti dan bertolak belakang dengan keyakinan yang ada sehingga membuat kita takut.

3.      Resiko: keberanian meninggalkan zona kenyamanan.

           Selain itu yang harus kita ketahui adalah jiwa kreatif menuntut kita untuk berani menanggung resiko. Kalau tidak, kebanyakan prestasi kreatif tak kan pernah terwujud. Misalnya penulis menanggung resiko saat karya mereka dicetak lalu dipajangkan di toko-toko buku, seniman ketika mengadakan pameran lukisan barang antik dan aktor saat tampil di atas panggung atau di layar lebar. Kegiatan itu merupakan sangat beresiko.

          Resiko kreatif bisa dikelompokkan ke dalam banyak kategori, diantaranya:

  •       Resiko memasuki kegelapan. Kita bisa merasakan resiko ini secara naluri. Resiko  ini timbul dari aktivitas yang menegangkan, termasuk petualangan fisik seperti melompat dari ketinggian, panjat tebing atau pun arung jeram dan juga yang bersifat aktivitas sosial seperti pidato di depan umum.
  •       Resiko menantang nasib. Kita merasakan resiko ini ketika ingin mencoba sesuatu yang kreatif, namun pernah dicoba dan gagal anda menyimpulkan bahwa kegagalan kedua sudah ditakdirkan. Meskipun pikiran rasional bersikereas menentang tindakan bodoh kita, tetapi jiwa berkata sebaliknya.
  •       Risiko untung-untungan. Resiko jenis ini ialah terkait dengan laba dan rugi berdasarkan firasat kreatif.orang-orang yang tidak berani menanggung resiko lebih suka menginvestasikan uang mereka secara konservatif, sementara mereka yang lebih mau menanggung resiko cenderung lebih mau mempertaruhkan kekayaan mereka.
  •       Resiko jadi bahan tertawaan. Jenis resiko ini terkait dengan kekuatiran akan ditertawakan atau ditolak oleh orang lain. Sehingga banyak orang menyingkir dari kehidupan kreatif.


4.      Energi: Pendorong Kerja dan Pemercik Hasrat

         Sifat pamungkas yang dibutuhkan jiwa kreatif ialah energi. Energi adalah percikan api yang menyalakan jiwa. Tanpa adanya energi mental yang mencukupi, perburuan kreatif kita akan cacat karena kekeliruan logika dan pemikiran jangka pendek yang mustahil bisa diterapkan. Tanpa adanya energi fisik yang mencukupi, gagasan kreatif tak bisa dijalankan atau terkurung dalam lemari dan jadi berkarat. Dapat dikatakan semua kreativitas bertitik-tolak dari energi murni karena ide yang membentuk pemikiran kreatif tidak lain hanyalah rangsangan-rangsangan listrik dalam otak kita. Tanpa energi dari gelombang otak, kreativitas mustahil terwujud.
            
          Itulah keempat cara memperoleh jiwa kreatif. Kalau sudah tahu ini saatnya kita peroleh jiwa kreatif agar hidup lebih baik. Jangan menunggu terlalu lama lagi segera wujudkan jiwa kreatif untuk mendongkrak kreativitas.

             Semoga artikel di atas bisa bermanfaat bagi pembaca. Temakasih

Salam Kreatif!!!

Huslein Slash

0 comments:

Post a Comment