Blog ini Membahas tentang kreativitas seni seperti kerajinan tangan, ide kreatif, tutorial menggambar dan motivasi untuk untuk menjadi kreatif dan percaya diri. Salam Kreatif !!!

20 October 2014

Bayangan Bayangan Hitam

oleh: Huslein Slash HomE

              Banda Aceh, aku akan menceritakan pengalamanku tentang kejadian aneh yang ku alami di Ruang Kuliah Umum Universitas Serambi Mekkah sekitar jam 21.00 wib (15/10/14).
          Ceritanya berawal ketika aku menerima telpon dari temanku yang bernama silvia lestari. Dia yang beranggapan bahwa antingnya tinggal di Ruang Kuliah Umum saat latihan tarian pada sorenya. tempat itu memang keliahatan angker apalagi saat itu sedang hujan. tetapi karna dia salah satu temanku, saya bersedia membantu meski perasaanku agak kurang enak.
              Aku beranikan diri naik ke atas sendirian tapi karena di atas gelap aku pinjam sebuah senter di pos security yang berjaga. sebelum ku naik, aku membuka panel listrik yang menghubungkan listrik di atas RKU dan setalah itu barulah aku mendekati tangga menuju ke RKU.
           Segera kumenghidupkan senter di tanganku dan ku pegang erat- erat. Namun baru beberapa anak tangga kunaiki, ternyata sudah ada tanda-tanda yaitu seekor kucing hitam menghalangi jalanku. namun saya tidak peduli dengannya sehingga kuteruskan naik ke atas sampai ke lantai 2. Selanjutnya ku naiki lagi tangga menuju RKU, eh ternyara pintunya terkunci dan aku membukanya, sampai di atas kucing kedua menghalangi jalanku lagi dan aku mengusirnya.
           Ketika aku sudah berada di ruangan yang ku tuju, kulihat sekelingku yang begitu gelap hanya cahaya senter yang kubawa yang menerangi ruangan. Ku senter sekelilingnya berniat mencari saklar untuk menghidupkan lampu. Akhirnya aku menemukan saklarnya yang berada di belakang kain gorden berwarna hijau dibelakang meja sidang. Kudekati saklarnya dan kreeek sekalian kuhidupin semua lampu dengan sekali tekan. Kini perasaanku sudah lega karena ruangan yang tadinya gelap sudah terang benderang dan aku bisa melihat semuanya yang ada dalam ruangan tersebut, kursi tak beraturan lagi posisinya, sampah berserakan, dan baunya tidak sedap. aaaahh aku ga peduli dengan semua itu, toh udah sering terjadi. aku mulai mencari anting temanku yang hilang, meski ruangan terang tapi senter tidak kumatikan. ku cari-cari di bawah kursi, meja dan di sudut ruangan semuanya kujelajahi namun aku tidak jua menemukannya.

           Saat aku membelakangi tangga, tiba tiba terdengar suara saklar dimatikan ..kreek... dan saat itu juga semua lampu diruangan itu mati. Tentu saja aku terkejut karena tidak ada siapa-siapa diruangan itu selain aku. Aku mulai ketakutan dan jantungku berdetak dua kali lipat dari sebelumnya, semua buluku juga merinding. Aku tidak tahu lagi harus bagaimana karena tubuhku mulai kaku, sempat ku berpikir akan terjadi sesuatu pada diriku, kumelangkah rasanya agak berat saat kulihat bayangan wajah yang mengerikan berada dihadapanku. Jantungku hampir copot dibuatnya sehingga kutenangi diri sejenak aku tidak peduli apapun yang terjadi dengan segera ku ambil langkah seribu dan sepertinya aku menabrak bayangan tadi. Ku turuni tangga dengan cepat seakan tidak ada tangga di bawah langkahku, tangga itu terbuat dari keramik dan cukup licin apalagi hari hujan dan juga bekas bercak bercak lumpur waktu tadi sore meraka naik tangga itu. saking takutnya aku tidak terasa tangga yang licin tadi untung saja aku tidak terpeleset kalau tidak mungkin aku sudah meninggal malam ini. ku teruskan berlari secepat mungkin menuju pos security dan menceritakan kepada meraka sehingga mereka ikut ketakutan mendengar ceritaku. ini bukan rekayasa tapi benar seperti realita.

03 June 2014

Melukis dengan Oil Pastel

hai guys !!!!

saya baru menyelesaikan lukisan saya. Tapi ini berbeda dengan posting saya beberapa waktu yang lalu yang hanya sketsa hitam putih.

kali ini saya mencoba cara yang baru bagi saya yang lebih berwarna , tampak sederhana sih tapi seperti yang saya bilang tadi ini hanya percobaan pertama, hehehe..

Namun satu hal yang jangan ditanyakan yaitu siapa orang yang saya lukis, karna kenapa? saya juga akan bertanya hal yang sama kepada anda..xixixixi... dan satu hal yang membuat saya senang ialah ancungan jempol kalian agar saya bisa terus berkarya lebih baik lagi.. terma kasih

adapun media yang saya gunakan dalam pembuatan lukisan ini adalah:
1. kertas gambar
2. oil pastel
3. pensil (HB, 2B, 4B, dan pencil mekanik)
4. karet penghapus
5. pensil warna
6. kapas

anda juga bisa buat seperti ini tp harus fokus, sabar, menikmati kegagalan dan tidak pernah menyerah..

Selamat mencoba !!!!



ciri ciri orang yang kreatif:



1. peka pada lingkungan
2. tanggap terhadap rangsangan sensoris
3. teliti dalam mengamati sesuatu
4. sadar dan penuh rasa ingin tahu sehingga selalu mencoba hal hal baru
5. bersikap tegas pada apa yang disukainya maupun tidak
6. bersifat terbuka dan peka pada sesuatu yang menarik
7. senantiasa mencoba sesuatu yang baru dan mengutamakan keaslian
8. bersikap bebas dalam mengamati, menganalisis atau berpikir dan bertindak
9. memiliki kemauan dan kemampuan merespon yang tinggi
10. hasil karyanya bersifat unik.
11. dapat merubah sesuatu yang biasa menjadi luar biasa

09 May 2014

Melukis Sketsa Pensil

        Melukis sketsa ialah suatu kegiatan yang sangat saya gemari  beberapa bulan terakhir ini. Awalnya hanya sekedar suka terhadap lukisan, namun rasa ketertarikan itu menimbul keinginan saya untuk mencoba. Dari situlah saya mulai mencari tahu bagaimana cara membuat sketsa pensil dari berbagai sumber seperti share dengan seniman lukis, dari media media seperti buku, internet dan memperhatikan cara dari pelukis tahap demi tahap melakukannya. Pertama kali mencoba memang terasa begitu sulit dan banyak mengalami kegagalan, namun saya tidak pernah menyerah pada sesuatu yang saya ingin wujudkan dan sangat menikmati masa masa kegagalan itu karna saya pikir semakin banyak kegagalan, semakin semakin semangat saya mencoba hingga mendapatkan rahasia itu.
            
           Belajar melukis sketsa tidak mudah seperti yang kita bayangkan atau seperti yang kita perhatikan saat orang membuat sebuah karya lukisan. Butuh kesabaran dan pengorbanan serta keikhlasan dari hati pada objek yang kita lukis. Dengan begitu hasilnya akan bagus juga nantinya.

          Sebenarnya saya kurang yakin terhadap potensiku dalam melukis karna saya pikir tidak ada bakat dan tidak ada dasar sama sekali, tetapi dengan adanya tekat dan dorongan hati untuk terus mencari tahu, kemampuan bisa terbentuk dengan sendirinya.  Pastinya karna kemauan dan rasa ingin tahu yang tinggilah membuat saya tetap bertahan walaupun banyak mengalami kegagalan. Oleh karena itu, saya menyimpulkan bahwa kemampuan bisa di bentuk dengan kemauan dan kerja keras. Albert Einstein pun pernah berkata "saya bukanlah orang yang mempunyai bakat khusus, saya hanyalah orang yang ingin tahu tinggi". Petatah Arab juga mengatakan "Man Jadda Wa Jada” (barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka pasti akan berhasil).

          

          Di bawah ini merupakan beberapa hasil karya saya. walaupun tidak terlalu bagus karna saya masih pemula.











16 October 2013

Accuracy versus Fluency


The differentiation between fluency and accuracy is a very important one. However, here are some things to think about. Accuracy is the ability to use language correctly, without making mistakes with grammar or vocabulary. Fluency focuses more on communicating effectively and allows for mistakes as long as communication has been successful..
If we adopt the more usual aim of accurate performance, one advantage is immediately obvious: the pupils can be examined and tested to see whether they have acquired this accuracy or not. Accuracy is simple examine, because it tests grammatical rules which can be easily judged right or wrong, and so test can be to marked without too much argument. Fluency is almost impossible to mark fairly, which is a pity because it is a more important skill in most real life situations. The second consequence of an accuracy dominated approach is that some pupils leave the course before they have learnt enough of the foreign language to be of much practical use. There is only a limited amount of time at the teacher’s disposal in any teaching situation. If he spends that time insisting on accuracy in all the detail, he will obviously not have time to train a fluent, more wide ranging command of the language.
Face with a choice between accuracy and fluency, most teachers will naturally tend towards a compromise position: as much accuracy an as much fluency as possible in the time available. However, teaching systems being what they are with their inevitable demand for testable behaviour from the pupils, the accuracy criterion is almost bound to find favour with the majority of teachers. In fact the problem goes deeper than this. Fluency in the early stages of learning is very difficult to recognize. After all, if a student has not learnt very much, he cannot easily demonstrate how good he is at expressing his ideas. Accuracy is very easy to recognize, with the result that an inaccurate leaner is very much louder comment on the teacher’s skill than an inarticulate pupil.

The characteristics of accuracy and fluency activities
Accuracy
  • Usage: explanation 
  • Language for display 
  • Language for knowledge 
  • Attempts at communication are judged by linguistic competence
  • Attention is given to language 
  • Correction is often a feature of accuracy focused work
  • Language is the objective

Fluency
  • Use: real life 
  • Language for communication 
  • Language for skill 
  • Attempts at communication are judged by performance 
  • Attention is given to meaning 
  • Correction is generally a minor clarification of fluency in use 
  • Communication is the objective



An accuracy oriented activity such as pattern drills is usually used in the teaching of a new target item. A fluency oriented activity such as extensive reading and information gap aims to develop the students' spontaneous communications skills in using what they have already learned. Be aware that it is not always possible or appropriate to classify classroom activities using this dichotomy and the differences summarized may not always apply. An activity may be largely accuracy-oriented but also has some features of a fluency activity at the same time.

25 February 2013

RACOEN MEUBISA

     Hana teubayang mandumnyoe teurjadi
     Cinta suci loen ka takhianati
     Hana loen sangka akhee jeut lage nyoe
     Uloen tapeusaket ngon keucewa

  * Keupeu dum janji yang ka ta ikrar
     Nyoe memang dinda neutem ingkari
     Keupeu dum kata yang ka ta ucap
     Meunyoe memang gata meundua

Reff
    Saket hate yang loen rasa
    Teuingat dinda yang meundusta
    Uloen keucewa, luka dalam dada
    Rupajih dinda racoen meubisa.

    Hana loen sangka akhee jeut lagenyoe
    Uloen tapeusaket ngon keucewa
    Hana loen duga gata meundustai
    Cinta suci yang ka tabina

back to *, reff 2x


                                                                 cipta: Huslein

18 October 2012

contoh Makalah Dasar-Dasar Pendidikan MIPA


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
             Dewasa ini , khususnya bagi para pelajar beranggapan bahwa  matematika adalah ilmu yang memusingkan dan menyulitkan. Ditambah lagi dengan matematika yang berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ). Sebagaimana para pelajar mengartikan bahwa matematika adalah ilmu hitung menghitung yang hanya berhubungan dengan angka , sementara IPA adalah ilmu yang berhubungan dengan lingkungan kehidupan sekitar dan mahluk hidup. Jadi , bagaimana bisa ada keterkaitan antara kedua ilmu tersebut. 
Melihat perkembangan zaman sekarang ini jauh lebih berkembang dari sebelumnya. Khususnya pada bidang Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) , yang mana hal tersebut sangat terkait dengan perkembangan ilmu bahasa dan ilmu hitung-menghitung. Ilmu bahasa disini bukan semata-mata kita berkembang dalam hal bahasa yang biasa kita gunakan setiap hari tetapi ilmu bahasa ini justru lebih mendalam , singkat dan pasti serta dapat digunakan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sehrai-hari.
Terkait dengan hal diatas maka melalui makalah ini penulis ingin menyampaikan beberapa kelebihan dan peranan Matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam itu sndiri agar dapat menjadi suatu pegangan untuk kita semua khususnya yang bergelutik di bigang Matimatika.

  B. RUMUSAN MASALAH
1.      Jelaskan tentang “ Hakikat MIPA ?
2.       Jelaskan Definisi Matematika ?
3.      Apa peranan Matematika bagi IPA ?
4.      Perbedaan IPA Kualitatif & Kuantitatif ?

 C. TUJUAN
1.  Menumbuhkembangkan arti yang pasti tentang matematika yang sesungguhnya kepada  pelajar dan masyarakat banyak.
2.      Memberikan semangat kepada para pelajar agar tidak menjadikan matematika sebagai suatu pelajaran yang ditakuti.
3.     Menjelaskan kepada para pelajar khususnya dan pada masyarakat umumnya mengenai peranan dan manfaat matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
4.      Menjadikan para pelajar dan masyarakat lainnya mengerti mengenai matematika yang bukan hanya bergelutik dalam hitung-menghitung saja tetapi juga berhubungan dengan perubahan gaya bahasa alam dan teknologi yang ada.

BAB II
PEMBAHASAN

1. HAKEKAT MIPA
    a. Hakekat Matematika
            MIPA   =  Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam            
            Matematika + IPA
Ciri – Ciri khusus
             IPA: Kerja sama antara ekperimen dan teori. teori IPA pemodelan   matematis terhadap berbagai prinsip dasar yang kebenarannya harus diuji dengan eksperimen yang dapat memberikan hasil serupa dalam keadaan yang sama.  Dengan menggunakan teori dalam IPA orang dapat membuat prediksi (ramalan) Kuantitatif terhadap suatu prestasi. Pada dasarnya eksperimen merupakan  Suatu proses induktif dalam menemukan prinsip dasar yang baru dan Suatu proses deduktif bagi pengujian teori baru.
Dalam membuat interprestasi hasil eksperimen untuk pengambilan  kesimpulan diperlukan kemampuan menggunakan inferensi (kesimpulan) statistik. Inilah yang dikenal dengan metode ilmiah suatu metode yang juga digunakan ilmu – ilmu lain.  alam IPA  ditekankan pada proses induktif maupun deduktif. alam Matematika terutama menekankan pada proses deduktif yang memerlukan penalaran logis dan aksionatik.
Matematika terkenal pula dengan materinya yang sangat hierarkhis sifatnya serta menghasilkan bahasa yang efisien yang sangat dibutuhkan oleh Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dari segi kemampuan analisis kuantitatif terhadap masalah yang berkaitan dengan pengajaran MIPA, pemodelan matematis dalam taraf sederhana dengan menerapkan pemahaman atas berbagai konsep dan prinsip dalam MIPA merupakan hal yang mutlak perlu dikuasai.
     
 Ciri MIPA :   
v  pengetahuan yang sangat terstruktur dalam arti antara bagian yang satu dengan bagian yang lain terjalin hubungan fungsional yang erat.
v  Karena itu konsep – konsep dan prinsip – prinsip dalam MIPA akan lebih mudah dikuasai jika disajikan dalam bentuk terkait satu dengan yang lain dengan simpulan – simpulan yang jelas.
v  Penerapan berbagai pengertian dan prinsip MIPA dalam taraf sederhana terhadap masalah alamiah seringkali memerlukan: keterpaduan berbagai komponen MIPA, dengan Matematika sebagai dasar logika penalaran dan penyelesaian kuantitatif sedangkan fisika, kimia, biologi sebagai deskripsi permasalahan yang ada.
v  Untuk menekuninya diperlukan kecintaan yang dalam terhadap ilmu sebagai suatu sistem logis yang indah dan ampuh.
             
2. HAKEKAT PENDIDIKAN MIPA
            Pendidikan Suatu proses untuk membantu manusia mengembangkan dirinya sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan kreatif tanpa kehilangan identitas dirinya.
1.      Tujuan Pendidikan  Nasional
a.       Meningkatkan kualitas manusia
Perwujudan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.yaitu: Berbudi pekerti yang luhur, berkepribadian, Berdisiplin, Bekerja keras, Tangguh, Bertanggungjawab, Mandiri, Cerdas, Sehat jasmani dan rohani
b.      Pendidikan MIPA
MIPA sebagai suatu kumpulan mata pelajaran, hendaknya jangan hanya dipandang sebagai :
Ø  Sekumpulan informasi hasil kajian orang terdahulu yang harus diteruskan kepada peserta didik, tetapi harus pula dipandang.
Ø  Sebagai alat pendidikan yang potensial dapat memberikan uriman (sumbangan) nyata untuk perwujudan manusia Indonesia  yang utuh.
c.       Implikasi dari Ciri MIPA
·  Pendidikan MIPA menghendaki pendekatan – pendekatan tertentu dan metode – metode tertentu yang sesuai, serta sarana yang mendukung untuk memantapkan berbagai konsep MIPA pada anak didik,
·         membuat mereka mampu berpikir kritis,
·         menggunakan nalar (akal budi) mereka secara efektif dan efisien.
·         menanamkan benih sikap ilmiah pada diri mereka
                         Dengan ciri perilaku ini, lulusan sekolah menengah atas akan merupakan potensi tenaga kerja berkualitas yang merupakan sumber daya manusia bagi pembangunan.

3. HAKEKAT TUGAS GURU DAN TUGAS GURU MIPA
       Dalam upaya menunjang pencapaian tujuan pendidikan nasional seperti yang selalu dikemukakan, seorang guru tidak hanya bertugas sebagai pengajar melainkan juga sebagai pendidik.
*  Misi utama guru sebagai pengajar ialah mengupayakan tercapainya tujuan – tujuan instruksional mata pelajaran yang diajarkannya, sedangkan misi utama guru.
*      Sebagai pendidik ialah mengupayakan terwujudnya perkembangan kepribadian peserta didik dalam dimensi yang lebih luas untuk memberikan iuran  (sumbangan) nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan nasional.
                       
Sejalan dengan pikiran pokok di atas, tugas guru MIPA tidak hanya sekedar
  Mengupayakan diperolehnya berbagai pengetahuan dan ketrampilan dalam MIPA dikalangan peserta didik.
  Lebih penting dari itu, seorang guru MIPA hendaknya dapat mendorong berkembangnya pemahaman dan penghayatan akan prinsip – prinsip dan nilai – nilai IPA dikalangan peserta didik dalam rangka menumbuhkan daya nalar, cara berpikir logis, sistematis dan kreatif, kecerdasan, serta sikap kritis, terbuka dan ingin tahu.    
Sehubungan dengan itu, seorang guru MIPA
v  Hendaknya tidak sekedar menyampaikan informasi/ceritera tentang MIPA kepada peserta didik tetapi betul – betul membimbing para siswanya berbuat sesuai dengan prinsip – prinsip dan nilai – nilai yang terkandung dalam MIPA.
v  Dengan kata lain, guru MIPA hendaknya dapat membawa peserta didiknya untuk menjalani proses MIPA itu sendiri melalui kegiatan pengamatan, percobaan, pemecahan masalah, diskusi dengan teman – temannya dan sebagainya.
v  Dapat menumbuhkan kesenangan belajar MIPA dikalangan peserta didik. Ini akan besar pengaruhnya terhadap pencapaian hasil yang diharapkan dari pengajaran MIPA
v  Hendaknya memiliki rasa percaya diri yang tinggi sehingga tidak segan mengakui keterbatasan pengetahuannya tentang hal – hal tertentu kepda peserta didik tanpa mengabaikan tanggungjawabnya membantu mereka menemukan jawaban terhadap persoalan – persoalan yang diajukan.

4. TIMBULNYA IPA
                Ilmu pengetahuan alam yang bermula timbul dari rasa ingin tahu manusia, sekarang telah berkembang pesat dan telah banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat . Penmuan-penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi dapat memberikan kemudahan dan peningkatan kehidupan masyarakat. Misalnya peningkatan penyediaan sandang dan pangan, kualitas kesehatan  individu dan masyarakat.
Kecuali itu, penemuan-penemuan dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan teknologi     merupakan dasar pembuka jalan bagi pengembangan ilmu pengetahuan alam selanjutnya. Semua penemuan-penemuan ilmu pengetahuan alam masa kini, bukanlah hasil penemuan secara serentak, melainkan merupakan jalinan penemuan-penemuan sebelumnya. Suatu penemuan memungkinkan terdapatnya masalah baru yang mendorong manusia untuk bereksperimen selanjutnya. Dengan demikian terjadi proses berantai yang dinamis dan menyebabkan ilmu pengetahuan alam berkembang pesat.

a.Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam     
           Ilmu pengetahuan alam yang bahasa asingnya “science” berasal dari kata latin “Scientia” yang berarti saya tahu. Kata “science” sebenarnya semula berarti ilmu pengetahuan yang meliputi baik ilmu pengetahuan sosial (Social science) maupun ilmu pengetahuan alam (natural science). Lama kelamaan, bila seseorang mengatakan “science” maka yang dimaksud adalah “natural science” atau dalam bahasa Indonesia disebut ilmu pengetahuan alam dan disingkat IPA. sedangkan IPA sendiri terdiri dari ilmu-ilmu fisik (Physical science) yang natara lain kimia, fisika, astronomi dan geofisika, serta ilmu-ilmu biologi (life science).
Untuk mengidentifikasikan IPA dengan kata-kata atau dengan kalimat yang singkat tidak mudah, karena sering kurang dapat menggambarkan secara lengkap pengertian IPA tersebut.

b. Hakikat IPA
         Untuk mempelajari hakikat IPA perlu kita kaji kembali ketiga contoh definisi IPA. IPA pada hakekatnya merupakan suatu produk, proses dan penerapan dengan penjelasan sebagai berikut :
ü  IPA pada hakikatnya merupakan suatu produk atau hasil. IPA merupakan sekumpulan pengetahuan (dalam definisi pertama dan kedua) dan sekumpulan konsep-konsep dan bagan konsep (dalam definisi ketiga) yang merupakan hasil suatu proses tertentu.
ü  IPA pada hakikatnya adalah suatu proses (dalam definisi kedua). Yaitu proses yang digunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk IPA. Dalam Proses ini digunakan metode ilmiah dan terutama ditekankan pada proses observasi dan eksperimen (dalam definisi pertama dan kedua).  
Matematika mempunyai sumbangan yang penting bagi perkembangan IPA. Matematika antara lain berperan sebagai penunjang untuk memahami gejala-gejala alam dan untuk memperhitungkan secara logis sesuatu yang tidak dapat diperoleh dari observasi dan eksperimen. Perkembangan IPA bukan hanya karena proses induksi dan deduksi tetapi juga peranan matematika. Pengetahuan yang diperoleh dengan metoda ilmiah yang disertai perhitungan matematika melahirkan IPA kuantitatif yang dipandang merupakan IPA modern.
  
 c. Ciri-ciri IPA
        Sebagai suatu produk, proses maupun penerapan, IPA memiliki ciri-ciri tertentu yang dapat membedakan ilmu pengetahuan lain. Adapun ciri-ciri tersebut adalah :
§  Pengetahuan dalam IPA bersifat universal. Ini berarti konsep-konsep dan teori IPA tetap konsisten danb berlaku dimana-mana. Hal ini antara lain karena IPA tidak membahas nilai-nilai moral dan etika, dan menjangkau nilai-nilai keindahan dan seni budaya yang nilainya dipengaruhi oleh kebudayaan masing-masing tempat.
§  Ciri kedua dari IPA ialah konsep-konsep dalam IPA dapat diuji kebenarannya oleh siapa saja pada setiap waktu. ini berarti konsep-konsep IPA dapat dibuktikan oleh ilmuwan-ilmuwan lain pada waktuyang berbeda-beda.
§  Ciri ketiga dari IPA adalah bahwa konsep dari teori IPA bersifat tentatif yang berarti kemungkinan dapat diubah bila ditemukan fakta baru yang tidak sesuai dengan konsep dan teori tersebut.
    
Metoda Ilmiah Sebagai Ciri IPA
Metoda ilmiah merupakan cara-cara ilmiah untuk memperoleh pengetahuan dan yang menentukan apakah suatu pengetahuan bersifat ilmiah. Metode ilmiah yang digunakan, harus menjamin akan menghasilkan pengetahuan yang ilmiah, yaitu yang bersifat objektif, sistematis dan konsisten.Langkah-langkahnya sebagai berikut:
  Perumusan masalah
Langkah metoda ilmiah diawali dengan merasakan adanya masalah dan berkeinginan untuk memecahkan masalah. Masalah antara lain timbul karena adanya kesenjangan antara apa yang seharusnya terjadi dengan keadaan yang sebenarnya. Yang dimaksud dengan masalah disini umumnya ialah berupa pertanyaan yang mengandung unsur-unsur apa, mengapa, dan bagaimana suatu objek yang akan diteliti.

  Penyusunan hipotesis
Hipotesis adalah pernyataan yang mengandung jawaban-jawaban sementara tentang masalah yang diteliti dan yang harus diuji kebenaranya melalui observasi dan eksperimen. Hipotesis menunjukkan adanya kemungkinan-kemungkinan jawaban atau dugaan-dugaan sementara tentang masalah yang diteliti. Penyusunan hipotesis harus dilandasi pengetahuan-pengetahuan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
  Pengumpulan data
Yaitu mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan masalah tersebut dan yang relevan dengan hipotesis yang telah disusun. Pengumpulan data ini antara lain dapat dilakukan dengan mencari informasi dari buku-buku sumber atau dari orang yang dianggap banyak mengetahui tentang masalah tersebut
  Pengujian hipotesis
Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan atau observasi dan dapat dilakukan dengan melalui eksperimen. Pengujian hipotesis tidak berarti harus membenarkan hipotesis karena suatu hipotesis dapat ditolak kebenarannya bila hasil-hasil eksperimen atau observasi tersebut ternyata tidak mendukungnya
  Pengambilan kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan hasil eksperimen yang telah dilakukan pada proses pengujian hipotesis ditarik kesimpulan hipotesis mana yang ditolak dan hipotesis mana yang diterima. Kesimpulan yang diambil merupakan pengetahuan yang telah di uji kebenarannya. Kesimpulan tersebut juga merupakan jawaban terhadap masalah yang diteliti atau dipecahkan, yang dikomunikasikan dalam bentuk laporan hasil penelitian. Kecuali itu dari suatu hasil penelitian, biasanya timbul masalah-masalah baru yang perlu diteliti.

  5. DEFINISI MATEMATIKA
Istilah matematika berasal dari kata Yunani “mathein” atau “ manthenein” , yang artinya“mempelajari”. Mungkin juga , kata tersebut erat hubungannya dengan kata Sansekerta “medha” atau “widya” yang artinya “kepandaian” , “ketahuan” . atau “intelegensi”. Dalam buku Landasan Matematika , Andi Hakim nasution (1977 : 12 ) tidak menggunakan istilah“ilmu pasti” dalam menyebut istilah ini. Kata “ilmu pasti” merupakan terjemahan dari bahsa Belanda “wiskunde”. Kemungkinan besar bahwa kata “wis” ini ditafsirkan sebagai “pasti” karena di dalam bahasa Belanda ada ungkapan “wis an zeker”: ”zeker” berarti “pasti” , tetapi“wis” di sini lebih dekat artinya ke “wis” dari kata “wisdom” dan wissenscaft” , yang erat hubungannya dengan “widya”. Karena itu , “wiskunde” sebenarnya harus diterjemahkan sebagai “ilmu tentang belajar” yang sesuai dengan arti “mathein” pada matematika.
Dalam proses belajar matematika juga terjadi proses berpikir , sebab seseorang dikatakan berpikir apabila orang itu melakukan kegiatan mental , dan orang yang belajar matematika mesti melakukan kegiatan mental. Dalam berpikir , orang menyusun hubungan-hubunganantara bagian-bagianinformasi yang telah direkam dalam pikirannya sebagaipengertian pengertian.
Dari pengertian tersebut , terbentuklah pendapat yang pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan. Dan , tentunya kemampuan berpikir seseorang dipengaruhi oleh tingkat kecerdasannya. Dengan demikian , terlihat jelas adanya hubungan antara kecerdasan dengan proses dalam belajar matematika ( Hudojo , 1990 : 5 ).

6. PERANAN MATEMATIKA TERHADAP ILMU PENGETAHUAN ALAM
Menurut dugaan sejarah, kemampuan manusia untuk mulai dapat menulis sama tuanya dengan kemampuan manusia untuk dapat berhitung, yaitu kurang lebih 10.000 tahun sebelum masehi. Tulisan itu pada hakekatnya simbol dari apa yang ia tulis.
Berhitung, pada awal mulanya berbentuk korespondensi persatuan dari onyek yang dihitung. Misalnya sesorang ingin menghitung berapa jumlah ternaknya, maka ternak itu dimasukkan ke dalam kandang satu persatu. Tiap ekor diwakili oleh satu batu kecil, maka jumlah ternaknya adalah jumlah batu kecil itu. Dengan sekantung batu-batu itu ia dapat mengontrol apakah ada ternak yang belum kembali atau hilang atau malah bertambah karena beranak.
Jadi, setiap awal kehidupan manusia matematika itu merupakan alat bantu untuk mengatasi setiap permasalahan menghadapi lingkungan hidupnya. Sumbangan matematika terhadap perkembangan IPA sudah jelas bahkan boleh dikatakan bahwa tanpa matematika IPA tidak akan berkembang. Hal ini disebabkan oleh karena IPA menggantungkan diri dari metode induksi. Dengan metoda induksi semata tak mungkin orang mengetahui jarak antara bumi dan bulan atau bumi dnegan matahari, bahkan untuk menyatakan keliling bumi saja hampir tidak mungkin. Berkat bantuan matematikalah maka Erathotenes (240 SM) pada zaman Yunani dapat menghitung besarnya bumi dnegan metode gabungan antara induksi dan deduksi matematika
           
7. IPA KUALITATIF DAN KUANTITATIF
Pada uraian terdahulu telah diterangkan bahwa penemuan-penemuan yang didapat oleh Copernicus sampai Galileo pada awal abad 17 merupakan perintis ilmu pengetahuan. Artinya ialah bahwa penemuan-penemuan itu berdasarkan empirik dengan metode induksi yang objektif dan bukan atas dasar deduksi filosopik seperti zaman Yunani atau berdasar mitos seperti zaman Babylonia. Penemuan-penemuan itu misalnya saja bahwa di bulan terdapat gunung-gunung, Jupiter mempunyai empat buah bulan, di matahari terdapat bercak hitam yang dapat digunakan untuk mengukur percepatan rotasi matahari dan sebagainya.
Penemuan-penemuan seperti ini kita sebut sebagai ilmu pengetahuan alam yang sifatnya kualitatif. IPA yang kualitatif ini tidak dapat menjawab pertanyaan yang sifatnya kausal atau hubungan

                                                                           BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
MIPA sebagai suatu kumpulan mata pelajaran, hendaknya jangan hanya dipandang sebagai :
Ø  Sekumpulan informasi hasil kajian orang terdahulu yang harus diteruskan kepada peserta didik, tetapi harus pula dipandang.
Ø  Sebagai alat pendidikan yang potensial dapat memberikan uriman (sumbangan) nyata untuk perwujudan manusia Indonesia  yang utuh.
Dalam upaya menunjang pencapaian tujuan pendidikan nasional seperti yang selalu dikemukakan, seorang guru tidak hanya bertugas sebagai pengajar melainkan juga sebagai pendidik.
*  Misi utama guru sebagai pengajar ialah mengupayakan tercapainya tujuan – tujuan instruksional mata pelajaran yang diajarkannya, sedangkan misi utama guru.
*   Sebagai pendidik ialah mengupayakan terwujudnya perkembangan kepribadian peserta didik dalam dimensi yang lebih luas untuk memberikan iuran  (sumbangan) nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan nasional.
           
Matematika merupakan alat bantu untuk mengatasi sebagian permasalahan menghadapi lingkungan hidupnya. Jadi , MIPA disini berarti bahwa Matematika dalam Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA ) memiliki peran dan hubungan erat baik dalam hal bahasa maupun hitungan dan sebagainya. Metoda ilmiah merupakan cara – cara ilmiah untuk memperoleh pengetahuan dan yang menentukan apakah suatu pengetahuan bersifat ilmiah. Metode ilmiah yang digunakan, harus menjamin akan menghasilkan pengetahuan yang ilmiah, yaitu yang bersifat objektif, sistematis, dan konsisten. Langkah – langkahnya sebagai berikut :
a.       Perumusan Masalah
b.      Penyusunan Hipotesis
c.       Pengumpulan Data
d.      Pengujian Hipotesis
e.       Pengambilan Kesimpulan

Karena seperti yang telah diketahui bahwa Matematika itu merupakan bahasa alam , sehingga terkait dengan ilmu pengatehuan alam itu sendiri maka tanpa matematika IPA tidak akan berkembang.

B.     Saran
1.      Janganlah kita yang awam akan ilmu matematika ini beranggapan bahwa matimatika itu sulit , menakutkan , kurang bermanfaat dan lain sebagainya.
2.      Jadikanlah matematika itu ilmu yang paling berguna dari semua bidang ilmu yang ada. Sebagaimana yang telah kita dengar bahwa memang Ilmu Matematika adalah gudanganya ilmu dari semua bidang ilmu yang ada.

DAFTAR PUSTAKA

            Muhaimin dan Abdurrahman , Mathematical Intelligence , Ae-Ruzzmedia , Jogjakarta , 2008.
            Aly Abdullah , Drs. , Eny Rahma , Ir. , Ilmu Alamiah Dasar , Bumi Aksara , Jakarta , 2004.